
 - Saat berpuasa ternyata terjadi peningkatan HDL and  apoprotein alfa1, dan penurunan LDL ternyata sangat bermanfaat bagi  kesehatan jantung dan pembuluh darah. Beberapa the penelitian  “chronobiological” menunjukkan saat puasa ramadan berpengaruh terhadap  ritme penurunan distribusi sirkadian dari suhu tubuh, hormon kortisol,  melatonin dan glisemia. Berbagai perubahan yang meskipun ringan tersebut  tampaknya juga berperanan bagi peningkatan kesehatan manusia.
- Keadaan psikologis yang tenang, teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah  saat puasa ternyata dapat menurunkan adrenalin. Saat marah terjadi  peningkatan jumlah adrenalin sebesar 20-30 kali lipat. Adrenalin akan  memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer,  meluaskan pebuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah rterial dan  menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung. Adrenalin  juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan  rendah. Berbagai hal tersebut ternyata dapat meningkatkan resiko  penyakit pembuluh darah, jantung dan otak seperti jantung koroner,  stroke dan lainnya.
- Jumlah sel yang mati dalam tubuh mencapai 125 juta perdetik,  namun yang lahir dan meremaja lebih banyak lagi. Saat puasa terjdi  perubahan dan konversi yang massif dalam asam amino yang terakumulasi  dari makanan. Sebelum didistribusikan dalam tubuh terjadi format ulang.  Sehingga memberikan kesempatan tunas baru sel untuk memperbaiki dan  merestorasi fungsi dan kinerjanya. Pola makan saat puasa dapat mensuplai  asam lemak dan asam amino penting saat makan sahur dan berbuka.  Sehingga terbentuk tunas-tunas protein , lemak, fosfat, kolesterol dan  lainnya untuk membangun sel baru dan membersihkan sel lemak yang  menggumpal di dalam hati.
- Puasa bisa menurunkan kadar gula darah, kolesterol dan mengendalikan  tekanan darah. Itulah sebabnya, puasa sangat dianjurkan bagi perawatan  mereka yang menderita penyakit diabetes, kolesterol tinggi, kegemukan  dan darah tinggi. Dalam kondisi tertentu, seorang pasien bahkan  dibolehkan berpuasa, kecuali mereka yang menderita sakit diabetes yang  sudah parah, jantung koroner dan batu ginjal. Puasa dapat menjaga perut  yang penuh disebabkan banyak makan adalah penyebab utama kepada  bermacam-macam penyakit khususnya obesitas, hiperkolesterol, diabetes   dan penyakit yang diakibatkan kelebihan nutrisi lainnya.
- Sedang di antara manfaat puasa ditinjau dari segi kesehatan  adalah membersihkan usus-usus, memperbaiki kerja pencernaan,  membersihkan tubuh dari sisa-sisa dan endapan makanan, mengurangi  kegemukan dan kelebihan lemak di perut.
- Termasuk manfaat puasa adalah mematahkan nafsu. Karena berlebihan,  balk dalam makan maupun minum serta menggauli isteri, bisa mendorong  nafsu berbuat kejahatan, enggan mensyukuri nikmat serta mengakibatkan  kelengahan.
- Penghentian konsumsi air selama puasa sangat efektif  meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan  osmosis urin hingga mencapai 1000 sampai 12.000 ml osmosis/kg air. Dalam  keadaan tertentu hal ini akan member perlindungan terhadap fungsi  ginjal. Kekurangan air dalam puasa ternyata dapat meminimalkan volume  air dalam darah. Kondisi ini berakibat memacu kinerja mekanisme local  pengatur pembuluh darah dan menambah prostaglandin yang pada akhirnya  memacu fungsi dan kerja sel darah merah. 
- Dalam keadaan puasa ternyata dapat meningkatkan sistem kekebalan  tubuh. Penelitian menunjukkan saat puasa terjadi pengkatan limfosit  hingga sepuluh kali lipat. Kendati keseluruhan sel darah putih tidak  berubah ternyata sel T mengalani kenaikkan pesat. Perubahan aksidental  lipoprotein yang berkepadatan rendah (LDL), tanpa diikuti penambahan  HDL. LDL merupakan model lipoprotein yang meberika pengaruh stumulatif  bagi respon imunitas tubuh. 
- Pada pelitian terbaru menunjukkan bahwa terjadi penurunan  kadar apobetta, menaikkan kadar apoalfa1 dibandingkan sebelum puasa.  Kondisi tersebut dapat menjauhkan seragan penyakit jantung dan pembuluh  darah. 
- Penelitian endokrinologi menunjukkan bahwa pola makan saat puasa  yang bersifat rotatif menjadi beban dalam asimilasi makanan di dalam  tubuh. Keadaan ini mengakibatkan pengeluaran hormon sistem pencernaan  dan insulin dalam jumlah besar. Penurunan berbagai hormon tersebut  merupakan salah satu rahasia hidup jangka panjang. 
- Manfaat lain ditunjukan dalam penelitian pada kesuburan  laki-laki. Dalam penelitian tersebut dilakukan penelitian pada hormon  testoteron, prolaktin, lemotin, dan hormon stimulating folikel (FSH),  Ternyata hasil akhir kesimpulan penelitian tersebut puasa bermanfaat  dalam pembentukan sperma melalui perubahan hormon hipotalamus-pituatari  testicular dan pengaruh ke dua testis. 
- Manfaat lain yang perlu penelitian lebih jauh adalah pengaruh puasa  pada membaiknya penderita radang persendian (encok) atau rematoid  arthritis. Parameter yang diteliti adalah fungsi sel penetral (netrofil)  dan progresifitas klinis penderita. Penelitian tersebut menyimpulkan  bahwa terdapat korelasi antara membaiknya radang sendi dan peningkatan  kemampuan sel penetral dalam membasmi bakteri. 
- Dalam sebuah jurnal endokrin dan metabolisme dilaporkan  penelitian puasa dikaitkan dengan hormon dan kemampuan seksual  laki-laki. Penelitian tersebut mengamati kadar hormon kejantanan  (testoteron), perangsang kantung (FSH) dan lemotin (LH). Terjadi  perubahan kadar berbagai hormon tersebut dalam tiap minggu. Dalam tahap  awal didapatkan penurunan hormon testoteron yang berakibat penurunan  nafsu seksual tetapi tidak menganggu jaringan kesuburan. Namun hanya  bersifat sementara karena beberapa hari setelah puasa hormon testoteron  dan performa seksual meningkat pesat melebihi sebelumnya. 
- Bahkan seorang peneliti di Moskow melakukan penelitian pada seribu  penderita kelainan mental termasuk sizofrenia. Ternyata dengan puasa  sekitar 65% terdapat perbaikan kondisi mental yang bermakna. Berbagai  penelitian lainnya menunjukkan ternyata puasa Ramadhan juga mengurangi  resiko kompilkasi kegemukan, melindungi tubuh dari batu ginjal, meredam  gejolak seksual kalangan muda dan penyakit lainnya yang masih banyak  lagi
- Pikiran kita yang melambat ketika lapar, ternyata menjadi  lebih tajam. Secara instingtif, bukti ilmiah ini bisa diterima terkait  dengan fakta bahwa dalam banyak hal, masalah lapar adalah masalah  kelanjutan hidup. Jadi wajar saja, jika rasa lapar membuat pikiran  semakin tajam dan kreatif.  Sekelompok mahasiswa di University of  Chicago diminta berpuasa selama tujuh hari. Selama masa itu, terbukti  bahwa kewaspadaan mental mereka meningkat dan progres mereka dalam  berbagai penugasan kampus mendapat nilai “remarkable”.
- Termasuk manfaat puasa adalah mempersempit jalan aliran darah yang  merupakan jalan setan pada diri anak Adam. Karena setan masuk kepada  anak Adam melalui jalan aliran darah. Dengan berpuasa, maka dia aman  dari gangguan setan, kekuatan nafsu syahwat dan kemarahan. Karena itu  Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjadikan puasa sebagai benteng untuk  menghalangi nafsu syahwat nikah, sehingga beliau memerintah orang yang  belum mampu menikah dengan berpuasa
- Seorang ilmuwan di bidang kejiwaan yang bernama Dr. Ehret  menyatakan bahwa untuk hasil yang lebih dari sekedar manfaat fisik,  yaitu agar mendapatkan manfaat mental dari aktivitas berpuasa, seseorang  harus menjalani puasa lebih dari 21 hari.  
- Ilmuwan psikiater lainnya  yaitu Dr. E.A. Moras, mengatakan bahwa  seorang pasien wanitanya telah menderita sakit mental selama lebih dari  delapan bulan. Wanita itu telah berobat kesana-kemari termasuk ke para  ahli saraf dengan hasil kurang memuaskan. Ia memintanya untuk berpuasa.  Wanita itu mengalami perbaikan kondisi mental, dan bahkan dinyatakan  sembuh setelah berpuasa selama lima minggu. Di dalam otak kita, ada sel  yang disebut dengan “neuroglial cells”. Fungsinya adalah sebagai  pembersih dan penyehat otak. Saat berpuasa, sel-sel neuron yang mati  atau sakit, akan “dimakan” oleh sel-sel neuroglial ini.
- Sebuah tulisan penelitian yang dilakukan Dr. Ratey, seorang  psikiaters dari Harvard, mengungkapkan bahwa pengaturan dan pembatasan  asupan kalori akan meningkatkan kinerja otak.  Dr. Ratey melakukan  penelitian terhadap mereka yang berpuasa dan memantau otak mereka dengan  alat yang disebut “functional Magnetic Resonance Imaging” (fMRI). Hasil  pemantauan itu menyimpulkan bahwa setiap individu obyek menunjukkan  aktivitas “motor cortex” yang meningkat secara konsisten dan  signifikan. 
- Ilmuwan di bidang neurologi yang bernama  Mark Mattson, Ph.D.,  seorang kepala laboratorium neuroscience di NIH’s National Institute on  Aging. Dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa diet yang tepat  seperti berpuasa, secara signifikan bisa melindungi otak dari penyakit  de-generatif seperti Alzheimer atau Parkinson. Hasil penelitiannya   menunjukkan, bahwa diet dengan membatasi masukan kalori 30% sampai 50%  dari tingkat normal, berdampak pada menurunnya denyut jantung dan  tekanan darah, dan sekaligus peremajaan sel-sel otak.
 
 
 
 
          
      
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar