Sabtu, 21 Agustus 2010

Undur-undur, Obat Alternatif Atasi Diabetes

Selain tripang emas, undur-undur juga bisa digunakan sebagai obat alternatif mengatasi diabetes. Binatang kecil biasa dijumpai di sekitar rumah berhalaman pasir itu ampuh menurunkan gula darah. Undur-undur mempunyai nama latin Myrmeleon sp. ternyata berkhasiat menurunkan kadar gula penderita diabetes.

Berdasarkan penelitian yang diketuai Tyas Kurniasih dari Universitas Gadjah Mada Jogjakarta berjudul Kajian Potensi Undur-Undur Darat (Myrmeleon sp) 2006, binatang ini mengandung zat sulfonylurea. Kerja sulfonylurea pada undur-undur adalah melancarkan kerja pankreas dalam memproduksi insulin. Karena, ketika insulin dalam tubuh manusia menurun sementara kadar glukosa darah meningkat, maka terjadi ketidakseimbangan. Di mana insulin sebagai penghasil energi tubuh terus berkurang. Akibatnya, tubuh mudah terserang penyakit.

Pemilik Toko Obat Wan Fu Dang di Kapas Krampung, Koh Eddy, mengakui undur-undur sejak lama dikenal masyarakat Tiongkok untuk pengobatan diabetes. Biasanya, undur-undur mentah dimasukkan ke dalam kapsul atau dicampur bahan herbal lain lalu ditelan. Cara pengobatan alternatif ini kini mulai diburu pasien diabetes.

Sebenarnya, Koh Eddy sudah mendatangkan di-gu-niu (undur-undur darat dalam bahasa Mandarin) dari Tiongkok pada dua tahun lalu. Namun, saat itu penderita diabetes di Surabaya kurang merespons. ”Yang beli tidak ada, jadi sia-sia, eh sekarang booming lagi di-gu-niu hidup,” tuturnya.

Dr. Huang Lie Ying dari Klinik Hwato Medicine, Gubeng, Surabaya, mengungkapkan bahwa di-gu-niu memang digunakan di Tiongkok sebagai obat diabetes, dan nyatanya manjur. ”Namun, penelitian klinis dan pemakaiannya secara klinis di Tiongkok belum ada,” tukas Huang yang asli Tiongkok dan hanya bisa bahasa Mandarin ini, Jumat (27/10).

Warga Surabaya telah membuktikan khasiat undur-undur untuk mengobati diabetes adalah Roeslan, 50. Pria asal Mojokerto tinggal di kawasan Jl.Tambakasari itu mengidap diabetes dengan kadar gula darah mencapai 300 mg/dl. Namun, setelah rutin menelan undur-undur, gula darahnya turun menjadi 140 mg/dl. ”Saya memperoleh undur-undur dengan mencari di desa,” tukasnya.

Ia minum sehari dua kali dengan cara ditelan, sekali telan langsung tiga ekor. Karena, kadar gula darahnya sudah turun, konsumsi undur-undurnya berkurang menjadi tiga ekor sehari. Jika menelan hewan ini terlalu banyak menyebabkan badan panas.

Pencari undur-undur dan pengepulnya ada di Surabaya. Seperti dijumpai Surya di daerah Gunungsari. Untung, 40, warga Jl. Jagalaya ini banyak menerima pesanan undur-undur. ”Biasanya mereka datang kemari sambil mencari ikan hias yang saya jual,” tukasnya.

Suatu ketika ada ibu datang dengan sepeda motornya menanyakan bisakah mencarikan undur-undur. ”Menurutnya undur-undur oleh ibu tadi bisa sebagai obat diabetes,” kata pria berkumis ini. arena di masa kecil bermain undur-undur, Untung tidak susah mencari tempat hewan ini. Ia menjual satu undur-undur seharga 1.000 per ekor. Tetapi, itu tergantung pada musim. Musim kemarau mudah mencari anak capung jarum ini. Sebaliknya jika musim hujan susah, sehingga harganya lebih mahal. Sebab tanah menjadi basah. Dan undur-undur pun enggan keluar.

Ningsih, pengepul undur-undur hidup di Nginden II mengatakan konsumen biasanya pesan minimal 50 ekor. Untuk di bawah jumlah itu, alumnus Perbanas ini menghargainya dengan Rp 7.500 per ekor. ”Kalau pesan di atas 100 memang harganya 1.000,” tukasnya.

Menurutnya, hewan ini tidak mudah mati meskipun dikirim ke luar kota. ”Undur-undur ini punya daya tahan hidup yang cukup tinggi,” ujar Ningsih. Dalam kondisi tertutup diwadahi plastik, undur-undur tetap hidup asal ada pasir dan semut.

sumber: http://www.surya.co.id

Tidak ada komentar:

SMS Gratis

On - Line

.

Globe

Selamat Datang di Information Plus, Blognya informasi saat ini.